Faktor Perubahan Organisasi
Sebuah perubahan dan pengembangan
dapatlah terjadi pada apapun dan siapapun tidak terkecuali dengan organisasi.
Tidak banyak individu atau organisasi menyukai adanya perubahan, namun
perubahan tidak dapat dihindari namun harus di hadapi.
Faktor perubahan dapat terjadi karena 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor perubahan dapat terjadi karena 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1.
Faktor
internal
adalah segala keseluruhan faktor yang ada di dalam
organisasi dimana factor tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan
organisasi.
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber.
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber.
Problem yang sering timbul berkaitan
dengan hubungan sesama anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah
komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota.
Proses kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut masalah system kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan yang digunakan.
Proses kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut masalah system kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan yang digunakan.
Sistem kerja sama yang terlalu birokratis atau sebaliknya
dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien. System birokrasi
(kaku) menyebabkan hubungan antar anggota menjadi impersonal yang mengakibatkan rendahnya semangat
kerja dan pada gilirannya produktivitas menurun, demikian sebaliknya. Perubahan
yang harus dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan.
Contoh Faktor Internal :
a. Perubahan kebijakan lingkungan
b. Perubahan tujuan
c. Perluasan wilayah operasi tujuan
d. Volume kegiatan bertambah banyak
e. Sikap & perilaku dari para anggota organisasi.
Contoh Faktor Internal :
a. Perubahan kebijakan lingkungan
b. Perubahan tujuan
c. Perluasan wilayah operasi tujuan
d. Volume kegiatan bertambah banyak
e. Sikap & perilaku dari para anggota organisasi.
2. Faktor eksternal
Adalah segala keseluruhan faktor yang
ada di luar organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi.
Beberapa factor tersebut antara lain : Politik, Hukum , Kebudayaan, Teknologi,
Sumber alam, Demografi dan sebagainya. Adalah penyebab perubahan yang berasal
dari luar, atau sering disebut lingkungan.
Organisasi bersifat responsive
terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang
sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang
kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena
lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang
termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan
peraturan pemerintah.
Contoh Faktor Eksternal :
a. Politik
b. Hukum
c. Kebudayaan
d. Teknologi
e. Sumber daya alam
f. Demografi
g. Sosiologi
Contoh Faktor Eksternal :
a. Politik
b. Hukum
c. Kebudayaan
d. Teknologi
e. Sumber daya alam
f. Demografi
g. Sosiologi
Pengertian PengembanganPengembangan
organisasi yaitu Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh
(nilai dan terstuktur) suatu organisasi. Strategi untuk merubah nilai-nilai
daripada manusia dan struktur organisasi itu adaptif denganlingkungan.
Dalam kenyataannya organisasi sering
terjadi stagnan yang disebabkan ke-engganan manusia untuk mengikuti perubahan,
dimana perubahan di anggap bisa menyebabkan dis equilibrium. Hal ini mengakibatkan
patologi dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi,
kaderisasi dan inovasi. oleh karena itu pengembangan organisasi itu harus
dilakukan.
Faktor-faktor yang menyebabkan pengembangan komunikasi:
Faktor-faktor yang menyebabkan pengembangan komunikasi:
1.
Kekuatan
eksternal
a.
Kompetisi
yang semakin tajam dalam organisasi
b.
Perkembangan
IPTEK.
c.
Perubahan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi
berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa
depan organisasi.
2. Kekuatan internal
a.
Struktur
b.
Sistem
dan prosedur
c.
Perlengkapan
dan fasilitas
d. Proses
dan saran apabila tidak cocok akan membuat organisasi melalui perbaikan.
e. Perubahan
organisasi di lakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.
Ciri
– ciri Pengembangan Organisasi.
Suatu
strategi pendidikan yang kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan,
sikap, nilai, dan struktur organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi
dengan teknologi baru, pemasaran dan tantangan, dan tingkat yang memusingkan
perubahan itu sendiri. Maka Pengembangan organisasi yang efektif memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan strategi terencana dalam
mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan
diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2.
Merupakan kolaborasi antara berbagai
pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
3. Menekankan cara-cara baru yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja
dalam organisasi.
4. Mengandung nilai humanistik dimana
pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5. Menggunakan pendekatan komitmen sehingga
selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi
antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
6. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam
upaya meningkatkan efektivitas organisasi. Bila selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan
kelompok, maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi
(learning organization), yang secara sederhana dapat diartikan sebagai : organisasi
yang secara terus menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola
pengetahuan lebih baik lagi, memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber
daya, dan memperluas area belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang
selalu berubah.
Metode Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Ada berbagai teknik yang dirancang para
ahli, dengan tujuan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta bekerja secara
efektif, antar-individu maupun antar-kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik
yang sering digunakan berikut ini
1.
Sensitivity
training
merupakan teknik OD yang pertama
diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering
disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing
masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing
peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta
ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
2. Team Building
adalah pendekatan yang bertujuan
memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya
atau tim. Teknik team building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim
yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
3. Survey feedback
Dalam teknik sruvey feedback. Tiap
peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta
sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan
mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para
penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan
kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan
perbaikan perbaikan konstruktif.
4. Transcational Analysis (TA)
TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi
antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan
bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA
dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
5. Intergroup activities
Fokus dalam teknik intergroup
activities adalah peningkatan hubungan baik antar-kelompok.Ketergantungan antar
kelompok , yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam
koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau
memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
6. Proses Consultation
Dalam Process consultation, konsultan
OD mengamati komunikasi , pola pengambilan keputusan , gaya kepemimpinan,
metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan
kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses
yang telah diamatinya , serta menganjurkan tindakan koreksi.
7. Grip OD.
Pendekatan grip pada pengembangan
organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh
Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka
yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi
maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
8. Third-party peacemaking
Dalam menerapkan teknik ini, konsultan
OD berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi
sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau
konflik antar-individu dan kelompok.