SOEKARNO - HATTA
Walau hubungan Soekarno dan Hatta mengalami pasang surut. Sebenarnya kedua orang ini sesungguhnya tetap bersahabat sampai akhir hayatnya. Sejak dulu keduanya memang berbeda dalam cara memperjuangkan kemerdekaan. Soekarno adalah orator ulung dan menginginkan penggerak revolusi massa, sementara Hatta sebaliknya. Ia pencerah alam pemikiran dengan pembawaannya yang tenang.
Menurut Soekarno jejaka Hatta adalah orang sangat malu dan merah mukanya jika bertemu gadis. Ia tak pernah berdansa, tertawa dan menikmati hidup. Tapi cara terbaik untuk melukiskan pribadi Hatta menurut Soekarno adalah dengan mengisahkan suatu kejadian.
Ketika Hatta dalam perjalanan ke suatu tempat dan satu satunya penumpang lain dalam kendaraan itu adalah seorang gadis cantik. Di suatu tempat yang sepi, terpencil, ban mobil itu pecah. Supir lalu pergi mencari bantuan. Beberapa jam kemudian supir itu kembali, dan mendapatkan gadis itu duduk di sudut yang jauh dalam kendaraan dan Hatta mendengkur pulas di sudut yang lain.
Ini berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Soekarno. Ia sangat mengagumi wanita dan punya seribu akal bulus untuk mendapatkan sekaligus cintanya kalau perlu. Saat masih berkuasa dan diwawancara oleh Cindy Adams dalam penyusunan biografinya, tiba tiba Presiden Soekarno menyentuhnya. Si gadis amerika itu terdiam sewaktu presiden Republik Indonesia itu mencium bibirnya. Mak Crotttt.
Barang kali ia satu satunya Presiden Indonesia yang tak pernah malu mencium Ratu Kecantikan di depan umum. Sewaktu tiba di Hawaii, ia disambut di tangga pesawat oleh miss Hawaii dan tanpa malu malu mencium kedua pipi si ratu kecantikan tersebut.
Soekarno mengetahui betapa susahnya Hatta mencari pasangan., dan memang tak pernah mempunyai pengalaman. Makanya Soekarno yang menjodohkan dan mencarikan istri untuk Hatta. Barangkali ini yang membuat hubungan mereka sangat personal walau banyak pertentangan diantara mereka. Bahkan Hatta menjadi saksi pernikahan anak Soekarno kelak saat sang Presiden sudah tersingkir dari kekuasaannya.
Hatta tak pernah bisa marah dengan Soekarno. Dalam sebuah penerbangan dari Jepang pada tahun 1945. Soekarno dan Hatta naik pesawat pembom yang sudah uzur dan banyak lubang lubang pelurunya. Saat di udara, Soekarno kebelet kencing, dan pesawat itu tak punya toilet. Tak kurang akal, ia menuju belakang pesawat dan membuang hajatnya. Tiba tiba angin bertiup kencang melalui lubang lubang bekas peluru dan menerbangkan air seninya ke seluruh penumpang pesawat. Termasuk Bung Hatta yang ikut basah kuyup.
Hatta tahu bahwa Soekarno membutuhkannya, sebagai tempat penyeimbang dalam perjuangannya. Soekarno juga yang mempersilahkan Hatta menyusun teks proklamasi karena tahu Hatta sangat piawai dalam urusan konsep. Belakangan teks proklamasi versi Hatta yang dipilih – dengan sejumlah perbaikan – menyingkirkan teks lain buatan para pemuda dan juga teks versi Sutan Syahrir.
Soekarno pernah mutung sewaktu Hatta selaku wakil presiden mengeluarkan maklumat X tentang partai partai politik. Soekarno merasa Hatta melakukan fait acomply mempreteli kekuasaannya dalam sistem Presidensil dan merubah menjadi parlementer.
Dalam keadaaan marah Soekarno pergi menyepi ke pelabuhan ratu. Hatta lalu mengirim utusannya untuk menenangkan Soekarno. Konon di tempat ini kelak Soekarno membangun Hotel Samudra Beach dengan biaya pampasan perang dari Jepang.
Hatta tak pernah menyerang pribadi Soekarno, termasuk kegemarannya kawin. Pengunduran dirinya sebagai Wakil Presiden terkesan mendadak dan ia tak menyampaikan alasan, kecuali tak bisa lagi bekerja sama dengan Presiden. Setelah beberapa tahun menghilang barulah Hatta menyampaikan kritiknya terhadap demokrasi terpimpin. Soekarno tak pernah menangkapnya karena Hatta menyampaikan kritiknya dalam koridor demokrasi. Bukan pemberontakan senjata. Bahkan agitasi komunis, termasuk orang orang lingkaran dalam Istana untuk memaksa Soekarno menangkap Hatta tak pernah bisa berhasil.
Dalam sebuah pembicaraannya dengan Soekarno setelah ia meninggalkan dwi-tunggal. Soekarno mengeluh teman temannya seperti Syahrir. Alex Kawilarang, Moh Roem, Natsir yang mendukung pemberontakan PRRI / Permesta. Ia bisa menerima kritik tapi bagaimanapun ia harus menyetujui doktrin tentara bahwa pemberontakan adalah makar dan tak dapat ditolerir. Hatta mengetahui kalau Soekarno merasa setengah hati dalam penangkapan teman temannya. Bagaimanapun juga mereka berdua pernah merasakan keluar masuk penjara kolonial jaman dulu.
Atas saran Hatta juga, Soekarno memberikan ijin untuk pengobatan Sutan Syahrir ke luar negeri. Juga para tahanan politik yang ditawan di Madiun mendapat dispensasi. Setiap akhir minggu, mereka bisa keluar penjara dan menginap bersama keluarganya yang datang di Hotel Merdeka – salah satu hotel terbagus saat itu – dengan biaya negara.
Menjelang kematian Soekarno di Rumah Sakit AD Gatot Subroto. Hatta bisa datang menembus karantina, datang menjenguk sahabatnya ini. Soekarno yang tertidur dalam sprei lusuh terbangun. Hatta melirik ke buah pisang yang dipenuhi ngengat karena sudah lama tak diganti. Mereka berdua berpegangan tangan.
“ Hatta, kau disini ..? “
Lalu mereka bercakap cakap dalam bahasa Belanda. Ketika Hatta pamit pulang, Soekarno meneteskan air matanya. Ia menangis karena tahu bahwa ini adalah pertemuan mereka terakhir.
Sesekali Hatta menoleh kebelakang dan melihat dokter dokter tentara yang tidak peduli.
Bayangan detik detik proklamasi bersama sahabatnya melintas.
Tiba tiba ia merasa asing dengan bangsa ini.
0 komentar:
Posting Komentar