Tugas 2

Rabu, 17 April 2013

Nama Kelompok : 
  • Egit Heri Wicaksono 
  • Ravel Saputra 


PERILAKU KONSUMEN


Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Pendekatan Perilaku Konsumen
Yang di maksud Konsumen adalah orang yang menggunakan barang – barang hasil produksi. Pada saat menjalankan aktivitas sehari – hari, antara lain untuk memenuhi kebutuhan hidup, semua orang melakukan kegiatan konsumsi. Konsumsi adalah setiap kegiatan yang mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa. Konsumsi bukan hanya berarti makan dan minum, tetapi juga berbagai kegiatan lainnya yang menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup. Konsumen memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dari produsen. Untuk menghasilkan barang dan jasa ini, produsen memerlukan faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah, dan sebagainya. Dan faktor produksi ini terdapat dalam rumah tangga konsumen. Akibat adanya kendala keterbatasan pendapatan di satu sisi dan adanya keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak – banyaknya agar diperoleh kepuasan yang maksimal disisi lainnya, maka timbullah perilaku konsumen.
Ada beberapa pendekatan yang sering digunakan untuk menjelaskan terbentuknya fungsi permintaan konsumen yaitu :
Ø  Pendekatan Kardinal
Ø  Pendekatan Ordinal
Asumsi dasar Pendekatan Kardinal :
-          Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
-          Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan.
-          Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. ( Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun ). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
-          Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.
Pendekatan ini, daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung pada subjek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati.
Asumsi dasar Pendekatan Ordinal :
-          Konsumen rasional
-          Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna.
-          Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
-          Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum
Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada barang B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya.
Berlaku hukum transitif, artinya bila barang A lebih disukai daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.
Ini daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah independent curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama.

Kepuasan Konsumen
            Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.


                                                           
Apabila yang dikonsumsi hanya 1 barang , maka tingkat kepuasan maksimum dapat dicapai pada saat total utilitynya mencapai maksimum. Apabila yang dikonsumsi 2 macam barang atau lebih, maka kepuasan maksimum dapat dicapai apabila marginal utility untuk sejumlah barang yang dikonsumsi sama besarnya.
Jika seorang konsumen mempunyai uang RP 12,-, harga nasi RP 1,- per piring dan harga roti RP 2,- perbungkus.

                                                           
Konsumen akan mencapai tingkat kepuasan maksimum dengan syarat sebagai berikut :
1.     

2.     (P Nasi x Q Nasi) + (P Roti x Q Roti) = M
(1 x 6) + (2 x 3) = RP 12,-

Anggapan dalam pendekatan indifference Curve sebagai berikut :

1.      Konsumen mempunyai pola referensi akan barang – barang tertentu.
2.      Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
3.      Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan
Ciri – ciri Indifference Curve sebagai berikut :
1.      Turun dari kiri atas kekanan bawah
2.      Cembung kearah origin
3.      Indifference Curve yang satu dengan lainnya tidak pernah saling memotong
4.      Indifference Curve yang terletak disebelah kanan atas menunjukan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dan sebaliknya.
Elastisitas (elasticity)
Nilai kepekaan atau respon dari harga terhadap jumlah permintaan atau pendapatan konsumen terhadap permintaannya pada suatu barang dan juga untuk mengetahui pengaruh harga produk lain terhadap produk yang lainnya yang sedang dilakukan permintaannya.
Ada empat macam konsep elastisitas :
1.      Elastisitas harga permintaan (Ed)
Untuk mengukur besarnya kepekaan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga barang itu sendiri.
Contoh soal :
Harga barang X sebesar Rp. 500,- maka permintaanya sebanyak 100 unit, apabila harga barang X turun menjadi Rp. 400,- menyebabkan naiknya jumlah yang diminta menjadi 150 unit. Berapakah besarnya koefisien elastisitas permintaan barang X tersebut?
2.      Elastisitas harga pernawaran (Es)
Untuk mengukur besarnya prosentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat adanya perubahan harga barang yang bersangkutan.
Contoh soal :
Naiknya harga barang X dari Rp. 200,- menjadi Rp. 250,- menyebabkan bertambahnya jumlah barang yang ditawarkan dari 150 unit menjadi 200 unit. Berapa besar koefisien elastistas harga penawarannya?


3.      Elastisitas silang (Ec)
Untuk mengukur besarnya kepekaan atas perubahan permintaan suatu barang jika harga barang lain yang berubah.
Contoh soal :
Harga tiket bis Rp. 40.000,- maka harga tiket kereta api dengan jurusan/arah yang sama berada di bawah harga tiket bis. Dan permintaan rata-rata tiket kereta api tersebut sebanyak 2000. Jika harga tiket bus dinaikkan menjadi Rp. 45.000,- sementara harga tiket kereta api tetap, maka permintaan tiket kereta api tersebut mengalami kenaikkan menjadi 2300. Berapakah besarnya koefisien elastisitas silangnya?
4.      Elastisitas Pendapatan (Ey)
Untuk mengukur besarnya perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan pendapatan.
Contoh soal :
Naiknya pendapatan seseorang dari Rp. 200.000,- menjadi Rp. 300,000,- mengakibatkan bertambahnya jumlah barang X yang diminta dari 10 unit menjadi 16 unit. Berapa besarnya elastisitas pendapatan tersebut?

Produsen Dan Fungsi Produksi
Produsen dalam arti ekonomi adalah seseorang atau lebih yang menjual barang atau jasa di pasaran.Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan jika kita menjual komputer/laptop, komputer/laptop yang akan kita jual bisa dijual dengan beberapa cara.

Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah fungsi yang menentukan output dari perusahaan untuk semua kombinasi masukan. Sebuah fungsi meta-produksi (kadang-kadang fungsi metaproduction) membandingkan praktek entitas yang ada mengkonversi input menjadi output untuk menentukan fungsi praktek produksi yang paling efisien dari entitas yang ada, apakah praktik produksi yang paling efisien layak atau produksi praktek yang paling efisien yang sebenarnya. Klarifikasi diperlukan Dalam kedua kasus, output maksimum dari suatu proses produksi teknologi-ditentukan adalah fungsi matematika dari satu atau lebih masukan. Dengan kata lain, diberikan himpunan semua kombinasi teknis layak output dan input, hanya mencakup kombinasi output maksimum untuk satu set input tertentu akan merupakan fungsi produksi. Atau, fungsi produksi dapat didefinisikan sebagai spesifikasi persyaratan masukan minimum yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah output yang ditunjuk, mengingat teknologi yang tersedia. Hal ini biasanya dianggap bahwa fungsi produksi yang unik dapat dibangun untuk setiap teknologi produksi.

Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:
1.            Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (inputs),
2.            Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3.            Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
4.            Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan .
Everett dan Ebert (1992:5) memberikan definisi atau pengertian fungsi produksi dengan mengatakan sebagai berikut :”Economic refer to this transformation of resources into goods and services as the production function for all operation systems the general goals is to create some kinds of value added, so that the output are worth more to consumers than just the sun of the individual inputs. ” Jadi fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya lebih rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dengan menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin dan sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan pada konsumen. Dengan demikian untuk membuktikan apakah produksi tersebut telah berjalan atau tidak, maka diperlukan suatu pemeriksaan yaitu pemeriksaan manajemen. Sedangkan program pemeriksaan manajemen pada fiingsi produksi yang akan dilakukan adalah perencanaan dan pengendalian produksi, tenaga kerja produksi, fasilitas produksi, dan pelaksanaan proses produksi.
Dengan asumsi bahwa output maksimum teknologi mungkin dari himpunan input dicapai, ekonom menggunakan fungsi produksi dalam analisis yang abstrak dari masalah teknik dan manajerial inheren terkait dengan proses produksi tertentu. Masalah-masalah teknik dan manajerial efisiensi teknis diasumsikan untuk dipecahkan, sehingga analisis yang dapat fokus pada masalah efisiensi alokatif . Perusahaan diasumsikan membuat pilihan tentang alokasi berapa banyak masing-masing faktor input untuk digunakan dan berapa banyak output untuk menghasilkan, mengingat biaya (harga pembelian) dari setiap faktor, harga jual output, dan penentu teknologi diwakili oleh fungsi produksi. Sebuah membingkai keputusan di mana satu atau lebih input yang dipertahankan konstan dapat digunakan, misalnya, (fisik) modal dapat diasumsikan tetap (konstan) dalam jangka pendek , dan input tenaga kerja dan kemungkinan lainnya seperti variabel bahan baku, sementara dalam jangka panjang , jumlah modal dan faktor-faktor lain yang dapat dipilih oleh perusahaan adalah variabel. Dalam jangka panjang, perusahaan bahkan mungkin memiliki pilihan teknologi, diwakili oleh berbagai fungsi produksi mungkin.
Hubungan antara output ke input adalah non-moneter, yaitu fungsi produksi berkaitan input fisik untuk output fisik, dan harga dan biaya yang tidak tercermin dalam fungsi. Tetapi fungsi produksi tidak model lengkap dari proses produksi: sengaja abstrak dari aspek inheren dari proses produksi fisik yang sebagian orang akan berpendapat sangat penting, termasuk kesalahan, entropi atau limbah. Selain itu, fungsi produksi tidak biasanya model proses bisnis , baik, mengabaikan peran manajemen. (Untuk primer pada elemen fundamental dari teori produksi ekonomi mikro, melihat dasar-dasar teori produksi ).
Tujuan utama dari fungsi produksi adalah untuk mengatasi efisiensi alokatif dalam penggunaan input faktor dalam produksi dan distribusi yang dihasilkan pendapatan untuk faktor-faktor. Berdasarkan asumsi-asumsi tertentu, fungsi produksi dapat digunakan untuk memperoleh sebuah produk marjinal untuk setiap faktor, yang berarti pembagian yang ideal dari pendapatan yang dihasilkan dari output ke pendapatan karena masing-masing faktor input produksi.
Menentukan fungsi produksi
Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam bentuk fungsional sebagai sisi kanan
Q = f (X 1, X 2, X 3 ,…, X n)
di mana:
Q = jumlah output
X 1, X 2, X 3 ,…, X n = jumlah input faktor (seperti modal, tenaga kerja, tanah atau bahan baku).
Jika Q bukan matriks (yaitu skalar, vektor, atau bahkan matriks diagonal), maka bentuk ini tidak mencakup produksi bersama, yang merupakan proses produksi yang memiliki beberapa co-produk. Di sisi lain, jika f peta dari R n ke R k maka fungsi produksi bersama mengekspresikan penentuan jenis k output yang berbeda berdasarkan pada penggunaan bersama dari jumlah tertentu dari input n.
Salah satu formulasi, tidak mungkin relevan dalam praktek, adalah sebagai fungsi linear:
Q = a + b X 1 + X 2 + c d X 3 + …
di mana a, b, c, dan d adalah parameter yang ditentukan secara empiris.
Lain adalah sebagai Cobb-Douglas fungsi produksi:
Para fungsi produksi Leontief berlaku untuk situasi di mana input harus digunakan dalam proporsi yang tetap, mulai dari yang proporsi, jika penggunaan satu input meningkat tanpa orang lain meningkat, output tidak akan berubah. Ini fungsi produksi diberikan oleh
Bentuk-bentuk lain termasuk elastisitas substitusi yang konstan fungsi produksi (CES), yang merupakan bentuk umum dari fungsi Cobb-Douglas, dan fungsi produksi kuadrat. Bentuk terbaik dari persamaan untuk menggunakan dan nilai-nilai parameter (a, b, c, …) bervariasi dari perusahaan ke perusahaan dan industri untuk industri. Dalam fungsi produksi jangka pendek setidaknya satu dari X ‘s (input) adalah tetap. Dalam jangka panjang semua faktor input adalah variabel pada kebijaksanaan manajemen.


Asumsi dasar untuk menjelaskan fungsi produksi ini adalah berlakunya “The Law of Diminishing Returns” yang menyatakan bahwa Apabila suatu input ditambahkan dan input – input lain tetap, maka tambahan output dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan mula – mula menaik. Tapi pada suatu tingkat tertentu akan menurun jika input tersebut terus ditambahkan. Jadi dalam hokum ini ada 3 tingkat produksi :
1.      Tahap I    : Produksi terus bertambah dengan cepat.
2.      Tahap II   : Pertambahan produksi total semakin lama semakin kecil.
3.      Tahap III  : Pertambahan produksi total semakin berkurang.

Marginal Physical Product (MPP) adalah tambahan output yang dihasilkan sebagai akibat
dari penambahan 1 unit input.
Marginal Physical Product disebut juga dengan The Law of Diminishing Marginal Physical Product. Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurvav yang menunjukan tingkat produksi total pada berbagai tingkat penggunaan input variable. Kurva Marginal Physical Product adalah kurva yang menunjukan tambahan dari total Physical Product yang

 
disebabkan oleh penggunaan tambahan 1 unit input variable.
Kurva Average Physical Product (APP) adalah kurva yang menunjukan hasil rata – rata perunit input variable pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut.

                                
               

Mengoptimalkan Produksi

MENGOPTIMALKAN PRODUKSI adalah upaya meningkatkan nilai dari suatu produksi. Seperti meningkatkan kualitas produksi, jumlah produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi, dsb.

Kategori Kegiatan Produksi:
Produksi sesuai pesanan (custom-order production)
Produksi massal yang kaku (rigid mass production)
Produksi massal yang fleksibel (flexible mass production)

Untuk mengoptimalkan produksi, produsen harus mempunyai pemikiran yang inovatif dan tersinergi. Dengan kreasi yang inovatif maka dapat dihasilkan produk-produk yang berkualitas dan prima sesuai permintaan konsumen. Selain dengan peningkatan secara teknik, agar produksi tetap optimal maka perlu management yang solid dan profesional. Dengan begitu maka target untuk mengoptimalkan produksi akan tercapai.
Cara Mengoptimalkan produksi:
1.      Biaya yang digunakan harus dipandang sebagai keuntungan potensial ( potential profit ), bukan pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus di keluarkan. Dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiansi akan meningkatkan keuntungan.
2.      Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah ( bukan sekedar mengubah input menjadi output ) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum. Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetatapan harga ( pricing strategy ) yang kompetirif di pasar.
3.      Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk itu

Biaya Produksi
Kurva biaya adalah kurva yang menunjukan hubungan antara jumlah biaya produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh factor – factor produksi guna memproduksi output.

Menghitung Biaya Minimal

1.      Total Fixed Cost (Biaya Total Tetap) adalah jumlah biaya tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi. Contoh penyusutan, sewa, dsb.
2.      Total Variabel Cost (Biaya Variabel Total) adalah jumlah biaya – biaya yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan. Contoh biaya bahan mentah, tenaga kerja, dsb.
3.      Total Cost (Biaya Total) adalah penjumlahan antara biaya total tetap dengan biaya total variable. TC = TFC + TVC
4.      Average Fixed Cost (Biaya Tetap Rata – Rata) adalah biaya tetap yang dibebankan kepada setiap unit output.

=  tingkat output



5.      Average Fixed Cost (Biaya Variabel Rata – Rata) adalah biaya variabe yang dibebankan untuk setiap unit output.


6.      Average Total Cost (Biaya Total Rata – Rata) adalah biaya produksi yang dibebankan untuk setiap unit output.


7.      Marginal Cost (Biaya Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya biaya total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.


Memilih Biaya Minimal
1.      Biaya Produksi Jangka Pendek.
Dalam biaya produksi jangka pendek perusahaan sudah mempunyai peralatan – peralatan untuk memproduksi seperti mesin, gedung dan tanah. Masalah yang perlu diperhatikan adalah masalah kebijaksanaan bahan baku, tenaga kerja dan lain – lain yang merupakan biaya variable. Jadi dalam biaya produksi jangka pendek ini terdapat biaya tetap dan biaya variable.

























Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari gambar diataws sebagai berikut :
1.      AVC Minimum bila garis singgung kurva TVC melalui titik origin.
2.      ATC Minimum bila garis singgung TC melalui titik origin.
3.      AVC dan ATC minimum bila keduanya memotong MC.




2.      Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam biaya produksi jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua factor produksi, sehingga tidak ada biaya tetap dalam jangka panjang. Semua pengeluaran merupakan biaya 

variable.
Dalam analisa ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva AC. Kapasitas 1 ditunjukan oleh AC1, kapasitas 2 ditunjukan oleh AC2 dan kapasitas 3 oleh AC3. Dengan demikian pengusaha mempunyai 3 alternatif kapasitas produksi beserta biayanya.
            Dari gambar tersebut menunjukan bahwa :
a.       Produksi < 125 unit, kapasitas 1 merupakan kapasitas yang paling efisien, karena biaya produksinya paling minimum.
b.      Produksi antara 123 sampai 140 unit, kapasitas 2 merupakan kapasitas yang paling efisien.
c.       Produksi > 140 unit, kapasitas 3 merupakan kapasitas yang paling efisien.
Kurva Long Run Average Cost (LRAC) adalah kurva yang menunjukan biaya rata – rata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi, apabila perusahaan selalu menambah kapasitas produksinya. LRAC Curve dibentuk dari kumpulan AC yang banyak sekali, maka bentuknya menyerupai huruf U






Kurve LRAC tidak menyinggung kurve – kurve AC pada titik yang terendah. Dalam gambar tersebut hanya kurva ACx yang disinggung oleh kurva LRAC pada titik yang paling rendah yaitu titik B. Kurva – kurva AC yang ada disebelah kiri dan kanan kurva ACx tidak disinggung pada titik yang paling minimum. Dalam jangka panjang titik terendah AC tidak menggambarkan biaya produksi yang paling minimum untuk menghasilkan satu tingkat produksi, sebab terdapat AC lain yang dapat lebih meminimumkan biaya. Kurva AC1 dan AC2. Titik A merupakan titik terendah dari AC1, sehingga dalam jangka pendek produksi sebesar qa merupakan produksi dengan biaya yang paling minimum. Tapi dalam jangka panjang b3elum merupakan biaya yang paling minimum, sebab kalau kapasitas produksi yang berikutnya yang digunakan (AC2), produksi qa dapat diproduksi dengan biaya yang  lebih rendah lagi yaitu A2 pada AC2.













Jika perusahaan ingin berproduksi 2 unit untuk jangka pendek, pengusaha memilih kapasitas pabrik pada kurva SAC1 dengan biaya RP 300,-. Untuk produksi 4 unit, pengusaha akan memilih kapasitas pabrik pada kurve SAC2 dengan biaya RP 150,-. Pada produksi 4 unit ini, perusahaan dapat menggunakan kapasitas pada SAC1, tapi biayanya lebih tinggi, dan seterusnya. Kurva LRAC disebut pula dengan kurva amplop, sebab SAC selalu di dalamnya.


            Kurva LRAC menyerupai bentuk huruf U disebabkan oleh sebagai berikut :

1.      Economies of Scale / Increasing Returns To Scale.
Kurva LRAC bergerak kekanan semakin menurun. Ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan produksi atau produktivitas, karena para pengusaha bias memperbesar fasilitas produksi, sehingga terjadi penghematan biaya produksi. Hal ini menyebabkan biaya produksi rata – rata menjadi rendah. Faktor – factor yang merupakan Economies Scale sebagai berikut :

a.       Spesialisasi factor – factor produksi.
b.      Penurunan harga bahan mentah, karena pembelian yang besar.
c.       Hasil dari produk sampingan.
d.      Perusahaan besar mendorong pengembangan fasilitas diluar perusahaan yang berguna baginya.


2.      Diseconomies of Scale / Decreasing Returns to Scale.
Perusahaan yang terus berkembang besar pada suatu tingkat tertentu cenderung tidak efisien, sehingga produktivitasnya menurun. Akibatnya biaya produksi menaik. Hal ini terlihat pada kurva LRAC sisi kanan menaik.






















Referensi         :
Buku Pengantar Ekonomi, UG. Adi Kuswanto
http://thefuturemydreams.blogspot.com/2010/03/mengoptimalkan-produksi.html
http://picatto.blogspot.com/2012/09/elastisitas.html
http://lyamarsady.blogspot.com/2011/12/fungsi-produksi.html

0 komentar:

Posting Komentar